Apresiasi Pemikiran
PERAMPASAN HAK TUHAN OLEH UAN (Ujian Akhir Semester)
AKAN MASA DEPAN SEORANG ANAK MANUSIA
Oleh : Alex Suheriyawan
Bergesernya nilai luhur standar pendidikan berawal dari pemrioritasan perubahan nilai-nikai pri kehidupan manusia menjadi nilai-nilai hidup yang kaku, yakni bersandar pada angka-angka baku yang mempunyai hak mutlak dalam penentu masa depan anak manusia.
Pendidikan, pembelajaran atau apapun itu namanya funalnya pada prubahan yang konsisten dan kontinyu dalam pri kehidupan manusia yang lebih baik dari yang tadinya tidak ada mejadi ada, dari yang tadinya tidak bias menjadi bias, dari yang tadinya tidak tau menjadi tau, dan tidak baik menjadi lebih baik dengan standarisasi yang sangat fleksibel disesuaikan dengan potensi siswanya masing-masing, potensi daerahnya masing-masing, potensi saranya masing-masing dan lain sebagainya dengan standar yang luwes, bukan standar yang kaku yang seharusnya lebih tepat penerapannya pada bidang-bidang yang rigit yang diantaranya mungkin tepat apabila ditempatkan pada biang ekonomi, teknologi, industri dan lainnya.
UAN merupakanproses penilaian instant yang jadi “VETO” menentuikan suatu proses perjalanan yang panjang yakni Sekolah Dasar selama 6 tahun, Sekolah Menengah Pertama 3 tahun dan atau Sekolah Menengah Atas selam 3 tahun yang gugur oleh penilaian instant yang disakralkan sehingga menjadikan momok masyarakat juga mempengaruhi strtifikasi social baiksecara formal maupun non formal. Para siswa yang tidak lulus UAN selain dalam kehidupan sehari-hari dukucilkan juga pembatalan keputusan lulus dari perguruan tinggi dan kerjapun bias terjadi.
UNtuk para Kepala Sekolah dan Guru-Guru yang sudah berjuang untuk para peserta didiknya walaupun harus menghadapi jeruji dan diseret Detasemen 88 “ Anti terror” sebagai teroris jangan pernah menyesal dan merasa sis-sia karena siswa kalian sebagai saksi hidup era system pendidikan yang bersandar pada Feodalisme dan Kapitalisme ini, karena hanya kita yang tahu bagaimana seorang tukang becak, buruh tani,pembantu rumah tangga bahkan pemulung mengumpulkan perak demi perak untuk melunasi biaya sekolah anaknya, namun ironisnya pada akhir proses pembelajaran yang seharusnya merupakan puncak harapan kehidupan mereka justru siap untuk disembelih dan akhirnya……………KANDAS……….oleh egoisme system yang tidak dimengerti akan arti sebuah harapan
===========Mr. Mach============
Jumat, 08 Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar